Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)
RSS

Minggu, 09 Juni 2013

LAPORAN PRAKTIKUM PERTANIAN TANPA TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM
                              PERTANIAN TANPA TANAH
“Budidaya Jamur Merang”







                                                                                            
Oleh :
Waris
11011013




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2013


LAPORAN PRAKTIKUM
                               PERTANIAN TANPA TANAH


                                                                                            
Disusun oleh :
Waris
11011013




Laporan tersebut telah diterima sebagai persyaratan
yang diperlukan untuk menempuh praktikum
Pertanian Tanpa Tanah



Yogyakarta, 24 Mei 2013
Mengetahui/Menyetujui
Dosen Pengampu


Dra. Umul Aiman, M.Si.


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan Karunia nya lah sehingga kita masih diberikan nikmat berupa kesehatan dan kesempatan khususnya kepada penulis pribadi, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Pertanian Tanpa Tanah ini, Semoga apa yang diberikan dapat berguna dalam menentukan penulis ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi nanti.
Di samping itu juga, penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam penulisan laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan laporan – laporan praktikum kedepannya.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila ada kata – kata yang tak berkenang hati. Karena seperti kata pepatah: ‘’ tak ada gading yang tak retak, tak ada mawar yang tak berduri, dan tak ada manusia yang tak luput dari kesalahan’’. Harapannya, semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaaat bagi semua orang, terutama penulis. Sekian dan terima kasih.



Yogyakarta, 24 Mei 2013


Penulis






ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar isi...................................................................................................................................iii
Bab I
Pendahuluan...............................................................................................................................1
Tujuan.........................................................................................................................................3
Bab II
Tinjauan Pustaka........................................................................................................................3
Bab III
Metode Praktikum....................................................................................................................10
Daftar Pustaka..........................................................................................................................13















iiiBAB I
PENDAHULUAN
Jamur kancing kabarnya sudah dibudidayakan di Perancis pada abad ke-17. Di Eropa konon jamur kancing sudah diketahui tumbuh secara alami di atas tumpukan kotoran kuda sejak zaman kuno di Romawi dan Yunani. Jamur kancing yang berwarna coklat muda merupakan hasil mutasi alami di perkebunan milik seorang petani di Pennsylvania di tahun 1926.
Pada awalnya, pemenuhan kebutuhan manusia terhadap jamur konsumsi hanya mengandalkan kemurahan alam. Dengan cara seperti ini, jumlah jamur yang didapat sangat terbatas dan hanya pada musim tertentu bisa diperoleh.
Di Indonesia, jamur hanya tumbuh secara alami pada musim hujan. Inisiatif pembudidayakan jamur konsumsi dilakukan saat kebutuhannya terus meningkat, sedangkan persediaan di alam semakin terbatas. Berkat pengamatan dan ketelitian mempelajari cara hidupnya, manusia berhasil membudidayakan membudidayakan jamur konsumsi untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat setiap saat.
Dalam sejarah pembudidayakan jamur konsumsi , Prancis boleh dikatakan sebagai pionir atau pelopornya. Sekitar tahun 1650¬an seorang petani Prancis berhasil menanam jamur champignon di pekarangan rumahnya dengan hasil yang cukup memuaskan.
Dari Prancis, budi daya jamur menyebar ke beberapa negara di Eropa seperti Inggris, Jerman, Hongaria, Denmark, dan bahkan ke Amerika Serikat. Sampai dekade 1920-an, Prancis mencatatkan diri sebagai produsen jamur champignon terbesar di dunia.
Di Indonesia,budi daya jamur konsumsi, terutama champignon, baru dimulai sekitar tahun 1969 oleh sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang agrobisnis. Sebagian besar hasil budi daya jamur secara modern tersebut diekspor dalam bentuk kalengan Ice beberapa negara.
Setelah jamur champignon, kemudian berturut-turut dibudidayakan jamur merang, kuping, tiram dan jamur shiitake sebagai komoditas ekonomi bernilai jual tinggi. Khusus jamur merang banyak petani yang membudidayakannya secara tradisional sekadar untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Lama-kelamaaan, kegiatan pembudidayaan jamur konsumsi menciptakan sebuah pekerjaan baru di bidang pertanian yang selama ini belum dikenal masyarakat petani di Indonesia.
Membudidayakan jamur konsumsi, khususnya jamur kuping, tiram, dan jamur merang, mendatangkan keuntungan yang sangat menggiurkan baik dilakukan dalam skala kecil maupun besar.

Budidaya jamur merupakan salah satu pilihan banyak  masyarakat mengingat tanaman ini mampu mendatangkan keuntungan tinggi bagi masyarakat. Mekanismenya juga tidak terlalu ribet, bahkan budidaya jamur saat ini sudah bisa dilakukan dilokasi yang berhawa panas.

Budidaya jamur sebenarnya harus dilakukan didataran tanah 400-800 meter diatas permukaan laut. Namun, buat sobat yang tinggal didataran rendah saat ini sudah ada cara alternative untuk memulai budidaya jamur meskipun lokasi tanah sobat berada didataran yang tidak mendukung (dataran rendah).

Dari sisi harga, harga jamur memang cukup tinggi dan harganya juga relative stabil jika dibandingkan dengan tanaman sejenis lainnya. Harga tinggi, permintaan pasar terus meningkat dan cara tanamnya yang tidak terlalu merepotkan membuat banyak orang akhirnya memilih untuk menjadikan tanaman jamur sebagai mata pencaharian baru mereka.

Praktikum ini bertujuan untuk menambah keterampilan mahasiswa dan agar tahu cara melakukan budidaya dengan prospek pasaran jual jamur yang masih cerah.

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat megetahui cara budidaya berbagai jamur khususnya jamur merang (Volvariella volvaceae)
2. Mahasiswa mampu menerapkan pengukuran hasil jamur merang tersebut




BAB II
Tinjauan Pustaka
Kompos jerami padi merupakan media untuk tempat tumbuhnya jamur merang, untuk itu perlu dipersiapkan semaksimal mungkin.
Jamur Merang (Volvariella volvaceae)
Description: jamur merang-Volvariella volvaceae
Sekitar 16% dari total produksi jamur dunia berupa jamur merang.  Jamur merang (Volvariella volvacea, sinonim: Volvaria volvaceaAgaricus volvaceus,Amanita virgata atau Vaginata virgata) atau kulat jeramoe dalam bahasa Aceh merupakan  salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Jamur ini telah lama dibudidayakan sebagai bahan pangan karena spesies ini termasuk golongan jamur yang paling enak rasanya dan mempunyai tekstur yang baik.
Jamur, dalam sejarah telah dikenal sebagai makanan sejak 3000 tahun yang lalu, dimana jamur menjadi makanan khusus buat raja Mesir yang kemudian berkembang menjadi makanan spesial bagi masyarakat umum karena rasanya yang enak. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam.
Jamur merang merupakan jenis jamur yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai dibudidayakan sekitar tahun 1950-an.
Jamur merang (Volvariella volvacea, sinonim: Volvaria volvacea, Agaricus volvaceus, Amanita virgata atau Vaginata virgata) atau kulat jumpungdalam bahasa Aceh adalah salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Sebutan jamur merang berasal dari bahasa Tionghoa
Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang.
Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan yang disebut kumbung. Sesuai namanya jamur ini tumbuh baik pada media merang dan jeramiyang telah terkomposkan. Namun praktik budidaya lebih lanjut juga mendapati jamur ini tumbuh baik pada kompos sampah kertas, tandan kosong sawit, kompos batang pisang dan kompos bio massa pada umumnya. Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C.

Syarat tumbuh Tanaman Jamur Merang
1. Iklim
a) Lokasi penanaman jamur harus terlindung dari angin yang kencang, (angin laut yang terlalu kencang akan menghasilkan jamur yang rusak).
b) Jamur merang sangat dipengaruhi oleh banyaknya curah hujan. Bila curah hujan tinggi atau intensitas cahaya matahari terlalu tinggi, maka produksi jamur akan rendah, namun apabila cuaca berawan (kelembaban dan suhu udara tinggi) produksi jamur merang akan tinggi.



c) Dalam budidaya jamur dibutuhkan cahaya matahari secara tidak langsung. Karena itu bila lokasi terlalu panas sirkulasi udara di sekitarnya harus baik.
d) Jamur merang merupakan jamur tropika dan sub tropika yang membutuhkan suhu udara yang cukup tinggi untuk pertumbuhannya. Suhu udara minimum udara yang dibutuhkan antara 20-28 derajat C, bila suhu udara turun hingga di bawah 20 derajat C maka jamur merang tidak akan berproduksi, walupun tumbuh hanya sampai stadia kancing, jamur akan mati atau busuk.
e) Kelembaban udara merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan jamur. Umumnya kelembaban udara yang dibutuhkan sekitar 80-90%.


2. Media Tanam

a) Lokasi dekat sumber air dan tanah memiliki sirkulasi air baik.
b) Tanah subur banyak mengandung organik.
c) Tanah tidak terlalu padat, (yang baik adalah lempung berpasir)
d) Untuk produksi jamur yang tidak besar tanah di kebun dapat digunakan, sedangkan untuk produksi skala besar, daerah pesawahan adalah lokasi yang terbaik.

1.3.Ketinggian Tempat

Tanaman jamur merang dapat tumbuh baik pada daratan rendah sampai sedang.

Cara budidaya jamur #1

Pertama-tama yang harus sobat lakukan adalah membuat sebuah bangunan kumbung untuk difungsikan sebagai media. Kumbung tersebut harus dibuat menggunakan system sirkulasi buka tutup. System sirkulasi buka tutup dimaksudkan untuk mengatur udara yang masuk ke kumbung, menutupnya disiang hari dan membukanya dimalam hari. Dengan demikian, maka kelembapan akan selalu terjaga.

Cara budidaya jamur #2

Gunakan atap yang tidak menyerap panas. Dalam hal ini sobat bisa menggunakan plastic ultra violet atau genting untuk melindungi jamur dari sengatan sinar matahari yang berlebihan. Jika sinar matahari yang masuk terlalu panas, maka jamur tidak akan bisa bertahan, kalaupun bisa pertumbuhannya tidak akan maksimal.

Cara budidaya jamur #3

Jika sobat menanam jamur, factor kelembapan menjadi hal terpenting. Jika media yang sobat gunakan tidak memenuhi stsobatr kelembapan yang dibutuhkan oleh tanaman, maka budidaya jamur yang sobat praktekkan tidak akan bisa berjalan secara normal. Untuk menjadikan media dapat memenuhi stsobatr kelembapan yang dibutuhkan sobat bisa meletakkan beberapa tong air didalam kumbung agar kelembapannya dapat ditingkatkan.

Cara budidaya jamur #4

Perlu diingat, bahwa budidaya jamur sejatinya adalah ditempat yang lokasi tanahnya berada didataran tinggi, nah dalam hal ini agar jamur tetap bisa tumbuh secara normal maka yang harus sobat lakukan adalah memilih tempat/media yang teduh/tidak terlalu panas. Sobat bisa membangun ruang kumbung dibawah pepohonan, dan pastikan pintu bangunan kumbung tersebut bukan terletak pada arah matahari terbit.

Cara budidaya jamur #5

Factor sinar matahari yang terlalu berlebihan akan menyebabkan jamur mati atau tidak bisa tumbuh secara normal, dalam hal ini sobat bisa menyiasatinya dengan cara menanam pepohonan disekitar kumbung, dengan demikian maka bangunan kumbung akan lebih terlindungi dari sengatan sinar matahari yang terlalu berlebihan.

Cara budidaya jamur #6

Isobar ketinggian bangunan kumbung adalah dengan ketinggian 100-150 centimeter. Hal ini penting demi untuk mengontrol sirkulasi udara dalam ruang kumbung.



Cara budidaya jamur #7

Rak penyimpanan baglog jamur untuk lokasi didataran tinggi biasanya mencapai 5 tingkat, dan untuk lokasi didataran rendah (panas) normalnya tidak melebihi 3 tingkat.


BAB III
Metode Praktikum
                                                                         
A.    Waktu dan Tempat

Pelaksanaan budidaya jamur dilakukan pada hari Selasa 23 April -10 Mei 2013 di Laboratorium Fakultas Agroindustri , Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

B.     Alat dan Bahan
Alat           :
ü  Autoclaf
ü  Sarung tangan
ü  Ember
ü  Kompor gas
ü  Kumbung Jamur
ü  Sprayer
ü  Alat tulis
      Bahan        :
ü  Bibit jamur merang F3 2buah
ü  Jerami 20kg
ü  Kapur 1kg
ü  Alkohol 1 botol
ü  Keranjang
ü  Timbangan


A.    Cara Kerja :
1.      Sterilisasi alkohol/spritus  dengan cara menyemprotkan pada rak-rak kumbung
2.      Sterilisasi media dengan autoklaf selama 1-2 jam
3.      Media di keluarkan dari autoklaf dan di dinginkan
4.      Setelah media dingin kemudian media dimasukan ke dalam kumbung dan ditata dengan ketebalan kurang lebih 20 cm,dan tambahkan kompos kapuk randu diatas media dengan ketebalan kurang lebih 2 cm
5.      Taburkan bibit F3 di atas media secara merata menggunakan sapu tangan plastik dengan kondisi yang steril
6.      Pada lapisan luar di tutup dengan penutup dengan penutupyang tidak tembus cahaya dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan miselium jamur(kurang lebih selama 3 hari)
7.      Setelah miselium tumbuh ,penutup di buka .Kondisi kumbung tetap tertutup rapat oleh plastik transparan
8.      Pemeliharaan dengan pengkabutan air agar kelembapan dalam kumbung dan media tetap terjaga,serta dapat mempercepat perkembangan tubuh buah jamur
9.      Melakukan pengamatan dan memonitoring tubuh jamur yang siap panen.

Keterangan                                              
1.      Jerami padi yang baik adalah dari padi ketan, IR 42, padi huma yang telah kering tapi belum lapuk.
2.      Jerami padi mengandung bahan yang sulit diurai dari senyawa selulosa, lignin dan silika sehingga perlu fermentasi untuk merombaknya menjadi bentuk sederhana dan mudah diserap jamur merang. Silika terdapat pada bagian luar batang jerami sehingga saat merendam harus diinjak-injak agar patah.
3.      Jerami yang belum difermentasi mengandung 4,5 % protein dan setelah fermentasi menjadi     45 % protein
4.      Dedak halus merupakan nutrisi yang kaya protein, karbohidrat dan bahan organik lainnya
5.      Kapur kalsit berguna untuk menaikan pH media, sehingga mikroba dapat hidup dengan baik dan proses fermentasi berjalan lancar
6.      kompos jerami dibuat 11-12 hari sebelum pemasangan pada rak

BAB 1V
                                    Hasil dan Pembahasan
a.       Hasil
Data pengamatan hasil panen jamur merang (Volvariella volvacea)
                                                          
Sample
Tinggi Jamur 
(cm)
Bobot Jamur (g)
Diameter (cm)
1
3,6
15,85
3,3
2
4,0
14,5
3,3
3
2,9
5,7
2,2
4
3,8
10,89
2,8
5
3
7,8
2,6
Total
17,3
54,74
14,2

Total berat keseluruhan panen berjumlah 960 g.
Pembahasan
Description: jamur merang-Volvariella volvaceae
Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang.
Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan yang disebut kumbung. Sesuai namanya jamur ini tumbuh baik pada media merang dan jerami yang telah terkomposkan. Namun praktik budidaya lebih lanjut juga mendapati jamur ini tumbuh baik pada kompos sampah kertas, tandan kosong sawit, kompos batang pisang dan kompos bio massa pada umumnya.
Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C.
Sehingga kumbung jamur yang kita buat akan mampu mengembangkan dan menumbuhakan jamur merang ini dengan baik. Kami mengganti nambu dengan triplek karena memanfaatkan barang-barang yang tidak digunakan lagi. Pergantian tersebut meminimalkan pengeluaran yang ada.
Hasil panen jamur merang ini memperoleh hasil dengan tinggi rata-rata 3,46 cm bobot rata-rata 10,94 g dan diameter jamur rata-rata 14,2 cm. Serta keseluruhan panen atau total berat jamur 960 g. Pada panen ini kami hampir telat untuk memanen karena terlupakan oleh midterm hampir saja tudung jamur mekar. Jika tudung jamur itu membuka maka jamur tersebut sudah tidak dapat laku terjual. Jamur merang laku di pasaran ketika masih kecil dengan warna coklat tua keabu-abuan.
Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Hasil panen jamur merang ini memperoleh hasil dengan tinggi rata-rata 3,46 cm bobot rata-rata 10,94 g dan diameter jamur rata-rata 14,2 cm. Serta keseluruhan panen atau total berat jamur 960 g.
2.      Budidaya jamur dalam kumbung harus melihat kelembaban dan suhu agar jamur merang tersebut dapat tumbuh dengan baik.
3.      Tepat waktu dalam pemanenan sangatlah penting karena kualitas jamur yang kecil-kecil nilai pasarannya jauh lebi tinggi.
4.      Manfaat jamur merang :
a.       Kaya akan serat, protein, vitamin, serta bebas kolesterol
b.      Mengandung garam mineral yang lebih tinggi daripada daging sapi atau domba.
c.       Penawar racun dalam tubuh.
d.      Menurunkan tekanan darah dan kolesterol.
e.       Mengurangi resiko terkena serangan penyakit jantung dan kolesterol.
f.       Jamur merang bisa dibuat berbagai macam aneka makanan.

DAFTAR PUSTAKA
Budhi Widiastuti, Budidaya jamur kompos, jamur merang dan jamur kancing, Penebar Swadaya, 2007.

Budiawan, Fandi., Pengaturan Suhu Dan Kelembaban Pada Miniatur Kumbung Untuk Meningkatkan Produktifitas Jamur Tiram, Yogyakarta

Dumanauw,J.F.1990. Mengenal Kayu. Yogyakarta:kanisius

Phansin AJ,Zeeuw C de .1980. Textbook of Wood Technology Vol. II. New York: Mc Graw-Hill Book Company

Parjimo dan Agus Andoko, Budidaya jamur, jamur kuping, jamur tiram, dan jamur merang, Agro Media Pustaka 2007


Tidak ada komentar:

Posting Komentar