Welcome to my blog, hope you enjoy reading :)
RSS

Jumat, 28 Juni 2013

Kadar C-Organik


Menurut Winarso, (2005) Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya.
Bahan organik  adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu system kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman  atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologis, fisika, dan kimia. Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik didalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus. Kadar C-organik tanah cukup bervariasi, tanah mineral biasanya mengandung C-organik antara 1 hingga 9%, sedangkan tanah gambut dan lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40 sampai 50% C-organik dan biasanya < 1% di tanah gurun pasir. (Fadhilah, 2010)
Budidaya organik nyata meningkatkan kandungan karbon tanah. Karbon merupakan komponen paling besar dalam bahan organik sehingga pemberian bahan organik akan meningkatkan kandungan karbon tanah. Tingginya karbon tanah ini akan mempengaruhi sifat tanah menjadi lebih baik, baik secara fisik, kimia dan biologi. Karbon merupakan sumber makanan mikroorganisme tanah,s ehingga keberadaan unsur ini dalam tanah akan memacu kegiatan mikroorganisme sehingga meningkatkan proses dekomposisi tanah dan juga reaksi-reaksi yang memerlukan bantuan mikroorganisme, misalnya pelarutan P, fiksasi N dan sebagainya (Utami dan Handayani, 2003).
Tabel 2. Pengaruh perlakuan terhadap kandungan Asam Humat, Asam Fulfat, N Total, dan K tersedia
No.
Perlakuan
Asam humat (%)
Asam fulfat (%)
N total (%)
K tersedia (mg/100 gr)
1
Pertanian Organik 1
0,33 a
0,35 a
0,23 a
1,78 b
2
Pertanian Organik 2
0,24 d
0,31 b
0,21 cd
1,17 c
3
Pertanian Non organik 1
0,16 f
0,22 de
0,22 b
2,12 a
4
Pertanian Non organik 2
0,26 c
0,22 de
0,21 cd
0,83 d
5
Pertanian Non organik 3
0,26 c
0,17 f
0,19 e
0,66 e
6
Pertanian Non organik 4
0,17 e
0,25 c
0,17 f
0,60 f
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata dengan jenjang 95%
Kandungan c-organik menurut tipe fisiogami yakni kedalaman 0-10 cm memiliki kandungan C-organik 4 %, kedalaman 10-20 cm adalah 3,38 % dan kedalaman 20-30 cm adalah 2,52 % dengan harkat sedang sampai tinggi. Fisiognomi II kedalaman 0-10 cm kandungan C-organik adalah 5,00 %, kedalaman 10-20 cm adalah 2,67 % dan kedalaman 20-30 adalah 2,38 % dengan harkat sedang sampai tinggi. Fisiognomi III pada kedalaman 0-10 cm kandungan C-organik adalah 5,63 %, kedalaman 10-20 cm adalah 3,89 % dan kedalaman 20-30 cm adalah 3,56 % dengan harkat tinggi hingga sangat tinggi. kandungan C-organik cenderung menurun dengan semakin dalamnya tanah. Hal ini dapat disebabkan oleh akumulasi bahan organik yang berasal dari dekomposisi seresah lebih banyak di bagian atas (supriono dkk, 2009).
B.     Identifikasi Pupuk An Organik
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman.Berbicara tentang tanaman tidak akan lepas dari masalah pupuk. Dalam pertanian modern, penggunaan materi yang berupa pupuk adalah mutlak untuk memacu tingkat produksi tanaman yang diharapkan.Seperti telah diketahui bersama bahwa pupuk yang diproduksi dan beredar dipasaran sangatlah beragam, baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, maupun kemasannya. Pupuk–pupuk tersebut hampir 90% sudah mampu memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, dari unsur makro hingga unsur yang berbentuk mikro. Kalau tindakan pemupukan untuk menambah bahan-bahan yang kurang tidak segera dilakukan tanaman akan tumbuh kurang sempurna, misalnya menguning, tergantung pada jenis zat yang kurang.Menurut hasil penelitian setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur (ada yang menyebutnya zat) agar pertumbuhannya normal. Dari ke 16 unsur tersebut, tiga unsur (Carbon, Hidrogen, Oksigen) diperoleh dari udara, sedangkan 13 unsur lagi tersedia oleh tanah adalah Nitrogen (N), Pospor (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur atau Belerang (S), Klor (Cl), Ferum atau Besi (Fe), Mangan (Mn), Cuprum atau Tembaga (Cu), Zink atau Seng (Zn), Boron (B), dan Molibdenum (Mo). Tanah dikatakan subur dan sempurna jika mengandung lengkap unsur-unsur tersebut diatas. Ke-13 unsur tersebut sangat terbatas jumlahnya di dalam tanah. Terkadang tanah pun tidak mengandung unsur-unsur tersebut secara lengkap. Hal ini dapat diakibatkan karena sudah habis tersedot oleh tanaman saat kita tidak henti-hentinya bercocok tanam tanpa diimbangi dengan pemupukan. Kalau dilihat dari jumlah yang disedot tanaman, dari ke-13 unsur tersebut hanya 6 unsur saja yang diambil tanaman dalam jumlah yang banyak. Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak tersebut disebut unsur makro. Ke-6 jenis unsur makro tersebut adalah N, P, K, S, Ca, dan Mg. (Marsono.2001)
Pupuk dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan dan jumlah unsure hara,reaksi kimia,maupun fisiologis,senyawa bentuk dan pembuatannya.berdasarkan bentuk fasanya pupuk dibedakan atas pupuk padat,cair,dan gas.pupuk padat dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya,yaitu : 1> pupuk berbentuk serbuk halus,tepung,atau Kristal (missal ZA atau ammonium sulfat),2> pupuk berbentuk butiran halus atau granule ( missal urea),3> pupuk berbetuk butiran kasar(missal TSP)dan 4> pupuk berbetuk briket (missal urea briket),pupuk berfasa cair biasanya disimpan dalam botol atau drum atau tanki ( missal:larutan urea,wuxal,ammonia cair).Pupuk berfasa gas biasanya disimpan dalam tanki bertekanan (missal Amonia atau NH3).

Berdasarkan senyawanya,pupuk digolongkan menjadi : 1).pupuk organic ( kompos,pupuk kandang,pupuk hijau,guano),dan 2). Pupuk anorganik ( contoh :ZA,Urea,TSP,KCl atau MOP).berdasarkan pembuatannya,pupuk digolongkan menjadi 2 yaitu 1). Pupuk alam ( contoh : ppuk kandang ,Guano,rock phosphate/RP atau batuan fosfat ) dan 2). Pupuk anorganik (contoh urea,ZA,KCl).berdasrkan kandungan menjadi : 1). Pupuk N,yaitu pupuk yang mengandung nitrogen ( contoh : Urea (46-0-0) atau ammonium sulfat) 2). Pupuk P yaitu pupuk yang mengandung fosfor ( contoh TSP (0-46-0) ESP (0-16-0),3). Pupuk K yaitu pupuk yang mengandung kalium (cotoh :KCl atau MOP (0-0-60),ZK atau kalium sulfat (0-0-50).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar