LAPORAN
PRAKTIKUM
PERTANIAN TANPA
TANAH
“Budidaya
Jamur Merang”

Oleh
:
Waris
11011013
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS
MERCU BUANA YOGYAKARTA
2013
LAPORAN
PRAKTIKUM
PERTANIAN TANPA
TANAH
Disusun
oleh :
Waris
11011013
Laporan
tersebut telah diterima sebagai persyaratan
yang
diperlukan untuk menempuh praktikum
Pertanian
Tanpa Tanah
Yogyakarta,
24 Mei 2013
Mengetahui/Menyetujui
Dosen
Pengampu
Dra.
Umul Aiman, M.Si.
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan Karunia
nya lah sehingga kita masih diberikan nikmat berupa kesehatan dan kesempatan
khususnya kepada penulis pribadi, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum Pertanian Tanpa Tanah ini, Semoga apa yang diberikan dapat berguna dalam menentukan penulis ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi nanti.
Di samping
itu juga, penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam penulisan laporan
praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan laporan – laporan
praktikum kedepannya.
Akhir kata,
penulis mohon maaf apabila ada kata – kata yang tak berkenang hati. Karena
seperti kata pepatah: ‘’ tak ada gading yang tak retak, tak ada mawar yang tak
berduri, dan tak ada manusia yang tak luput dari kesalahan’’. Harapannya,
semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaaat bagi semua orang, terutama
penulis. Sekian dan terima kasih.
Yogyakarta, 24 Mei 2013
Penulis
ii
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul.............................................................................................................................i
Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar
isi...................................................................................................................................iii
Bab I
Pendahuluan...............................................................................................................................1
Tujuan.........................................................................................................................................3
Bab II
Tinjauan
Pustaka........................................................................................................................3
Bab III
Metode Praktikum....................................................................................................................10
Daftar
Pustaka..........................................................................................................................13
BAB
I
PENDAHULUAN
Jamur kancing kabarnya sudah dibudidayakan di Perancis pada abad ke-17. Di Eropa konon jamur kancing sudah
diketahui tumbuh secara alami di atas tumpukan kotoran kuda sejak zaman kuno di Romawi dan Yunani. Jamur kancing yang
berwarna coklat muda merupakan hasil mutasi alami di perkebunan milik seorang petani di Pennsylvania di tahun 1926.
Pada awalnya, pemenuhan
kebutuhan manusia terhadap jamur konsumsi hanya mengandalkan kemurahan alam.
Dengan cara seperti ini, jumlah jamur yang didapat sangat terbatas dan hanya
pada musim tertentu bisa diperoleh.
Di Indonesia, jamur hanya
tumbuh secara alami pada musim hujan. Inisiatif pembudidayakan jamur konsumsi
dilakukan saat kebutuhannya terus meningkat, sedangkan persediaan di alam
semakin terbatas. Berkat pengamatan dan ketelitian mempelajari cara hidupnya,
manusia berhasil membudidayakan membudidayakan jamur konsumsi untuk memenuhi
kebutuhan yang meningkat setiap saat.
Dalam sejarah
pembudidayakan jamur konsumsi , Prancis boleh dikatakan sebagai pionir atau
pelopornya. Sekitar tahun 1650¬an seorang petani Prancis berhasil menanam jamur
champignon di pekarangan rumahnya dengan hasil yang cukup memuaskan.
Dari Prancis, budi daya
jamur menyebar ke beberapa negara di Eropa seperti Inggris, Jerman, Hongaria,
Denmark, dan bahkan ke Amerika Serikat. Sampai dekade 1920-an, Prancis
mencatatkan diri sebagai produsen jamur champignon terbesar di dunia.
Di Indonesia,budi daya
jamur konsumsi, terutama champignon, baru dimulai sekitar tahun 1969 oleh
sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang agrobisnis. Sebagian
besar hasil budi daya jamur secara modern tersebut diekspor dalam bentuk
kalengan Ice beberapa negara.
Setelah jamur champignon,
kemudian berturut-turut dibudidayakan jamur merang, kuping, tiram dan jamur
shiitake sebagai komoditas ekonomi bernilai jual tinggi. Khusus jamur merang
banyak petani yang membudidayakannya secara tradisional sekadar untuk memenuhi
kebutuhan makan sehari-hari.
Lama-kelamaaan, kegiatan
pembudidayaan jamur konsumsi menciptakan sebuah pekerjaan baru di bidang
pertanian yang selama ini belum dikenal masyarakat petani di Indonesia.
Membudidayakan jamur
konsumsi, khususnya jamur kuping, tiram, dan jamur merang, mendatangkan
keuntungan yang sangat menggiurkan baik dilakukan dalam skala kecil maupun
besar.
Budidaya jamur merupakan salah satu pilihan banyak masyarakat
mengingat tanaman ini mampu mendatangkan keuntungan tinggi bagi masyarakat. Mekanismenya
juga tidak terlalu ribet, bahkan budidaya jamur saat ini sudah bisa dilakukan
dilokasi yang berhawa panas.
Budidaya jamur sebenarnya harus dilakukan didataran tanah 400-800 meter
diatas permukaan laut. Namun, buat sobat yang tinggal didataran rendah saat ini
sudah ada cara alternative untuk memulai budidaya jamur meskipun lokasi tanah
sobat berada didataran yang tidak mendukung (dataran rendah).
Dari sisi harga, harga jamur memang cukup tinggi dan harganya juga relative
stabil jika dibandingkan dengan tanaman sejenis lainnya. Harga tinggi,
permintaan pasar terus meningkat dan cara tanamnya yang tidak terlalu
merepotkan membuat banyak orang akhirnya memilih untuk menjadikan tanaman jamur
sebagai mata pencaharian baru mereka.
Praktikum
ini bertujuan untuk menambah keterampilan mahasiswa dan agar tahu cara
melakukan budidaya dengan prospek pasaran jual jamur yang masih cerah.
B.
Tujuan
1. Mahasiswa dapat
megetahui cara budidaya berbagai jamur khususnya jamur merang (Volvariella volvaceae)
2.
Mahasiswa mampu menerapkan pengukuran hasil jamur merang tersebut
BAB
II
Tinjauan
Pustaka
Kompos jerami padi merupakan media untuk tempat tumbuhnya jamur merang,
untuk itu perlu dipersiapkan semaksimal mungkin.
Jamur Merang (Volvariella volvaceae)
Sekitar 16% dari total produksi jamur dunia berupa jamur merang.
Jamur merang (Volvariella volvacea, sinonim: Volvaria volvacea, Agaricus
volvaceus,Amanita virgata atau Vaginata virgata)
atau kulat jeramoe dalam bahasa Aceh merupakan salah
satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Jamur
ini telah lama dibudidayakan sebagai bahan pangan karena spesies ini termasuk
golongan jamur yang paling enak rasanya dan mempunyai tekstur yang baik.
Jamur,
dalam sejarah telah dikenal sebagai makanan sejak 3000 tahun yang lalu, dimana
jamur menjadi makanan khusus buat raja Mesir yang kemudian berkembang menjadi makanan
spesial bagi masyarakat umum karena rasanya yang enak. Di Cina, pemanfaatan
jamur sebagai bahan obat-obatan sudah dimulai sejak dua ribu tahun silam.
Jamur merang merupakan jenis jamur yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai dibudidayakan sekitar tahun 1950-an.
Jamur merang merupakan jenis jamur yang pertama kali dapat dibudidayakan secara komersial. Di Cina jamur merang mulai dibudidayakan sejak pertengahan abad 17, dan di Indonesia tanaman ini diperkirakan mulai dibudidayakan sekitar tahun 1950-an.
Jamur merang (Volvariella
volvacea, sinonim: Volvaria
volvacea, Agaricus
volvaceus, Amanita virgata atau Vaginata
virgata) atau kulat
jumpungdalam bahasa Aceh adalah salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang
beriklim tropis atau subtropis. Sebutan jamur
merang berasal dari bahasa Tionghoa
Tubuh buah yang masih muda berbentuk
bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung.
Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna
coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang berwarna coklat muda. Jamur merang
yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang masih muda yang
tudungnya belum berkembang.
Jamur
merang dibudidayakan di dalam bangunan yang disebut kumbung.
Sesuai namanya jamur ini tumbuh baik pada media merang dan jeramiyang
telah terkomposkan. Namun praktik budidaya lebih lanjut juga mendapati jamur
ini tumbuh baik pada kompos sampah kertas, tandan kosong sawit, kompos batang
pisang dan kompos bio massa pada umumnya. Menurut penelitian, limbah kapas adalah
media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur
merang. Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu
bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu
optimum pada 35 °C.
Syarat
tumbuh Tanaman Jamur Merang
1. Iklim
a) Lokasi penanaman jamur harus terlindung dari angin yang kencang, (angin laut yang terlalu kencang akan menghasilkan jamur yang rusak).
b) Jamur merang sangat dipengaruhi oleh banyaknya curah hujan. Bila curah hujan tinggi atau intensitas cahaya matahari terlalu tinggi, maka produksi jamur akan rendah, namun apabila cuaca berawan (kelembaban dan suhu udara tinggi) produksi jamur merang akan tinggi.
c) Dalam budidaya jamur dibutuhkan cahaya matahari secara tidak langsung. Karena itu bila lokasi terlalu panas sirkulasi udara di sekitarnya harus baik.
d) Jamur merang merupakan jamur tropika dan sub tropika yang membutuhkan suhu udara yang cukup tinggi untuk pertumbuhannya. Suhu udara minimum udara yang dibutuhkan antara 20-28 derajat C, bila suhu udara turun hingga di bawah 20 derajat C maka jamur merang tidak akan berproduksi, walupun tumbuh hanya sampai stadia kancing, jamur akan mati atau busuk.
e) Kelembaban udara merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan jamur. Umumnya kelembaban udara yang dibutuhkan sekitar 80-90%.
1. Iklim
a) Lokasi penanaman jamur harus terlindung dari angin yang kencang, (angin laut yang terlalu kencang akan menghasilkan jamur yang rusak).
b) Jamur merang sangat dipengaruhi oleh banyaknya curah hujan. Bila curah hujan tinggi atau intensitas cahaya matahari terlalu tinggi, maka produksi jamur akan rendah, namun apabila cuaca berawan (kelembaban dan suhu udara tinggi) produksi jamur merang akan tinggi.
c) Dalam budidaya jamur dibutuhkan cahaya matahari secara tidak langsung. Karena itu bila lokasi terlalu panas sirkulasi udara di sekitarnya harus baik.
d) Jamur merang merupakan jamur tropika dan sub tropika yang membutuhkan suhu udara yang cukup tinggi untuk pertumbuhannya. Suhu udara minimum udara yang dibutuhkan antara 20-28 derajat C, bila suhu udara turun hingga di bawah 20 derajat C maka jamur merang tidak akan berproduksi, walupun tumbuh hanya sampai stadia kancing, jamur akan mati atau busuk.
e) Kelembaban udara merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan jamur. Umumnya kelembaban udara yang dibutuhkan sekitar 80-90%.
2. Media Tanam
a) Lokasi dekat sumber air dan tanah memiliki sirkulasi air baik.
b) Tanah subur banyak mengandung organik.
c) Tanah tidak terlalu padat, (yang baik adalah lempung berpasir)
d) Untuk produksi jamur yang tidak besar tanah di kebun dapat digunakan, sedangkan untuk produksi skala besar, daerah pesawahan adalah lokasi yang terbaik.
1.3.Ketinggian Tempat
Tanaman jamur merang dapat tumbuh baik pada daratan rendah sampai sedang.
Cara budidaya jamur #1
Pertama-tama yang harus sobat lakukan adalah membuat sebuah bangunan
kumbung untuk difungsikan sebagai media. Kumbung tersebut harus dibuat menggunakan
system sirkulasi buka tutup. System sirkulasi buka tutup dimaksudkan untuk
mengatur udara yang masuk ke kumbung, menutupnya disiang hari dan membukanya
dimalam hari. Dengan demikian, maka kelembapan akan selalu terjaga.
Cara budidaya jamur #2
Gunakan atap yang tidak menyerap panas. Dalam hal ini sobat bisa
menggunakan plastic ultra violet atau genting untuk melindungi jamur dari
sengatan sinar matahari yang berlebihan. Jika sinar matahari yang masuk terlalu
panas, maka jamur tidak akan bisa bertahan, kalaupun bisa pertumbuhannya tidak
akan maksimal.
Cara budidaya jamur #3
Jika sobat menanam jamur, factor kelembapan menjadi hal terpenting. Jika
media yang sobat gunakan tidak memenuhi stsobatr kelembapan yang dibutuhkan
oleh tanaman, maka budidaya jamur yang sobat praktekkan tidak akan bisa
berjalan secara normal. Untuk menjadikan media dapat memenuhi stsobatr
kelembapan yang dibutuhkan sobat bisa meletakkan beberapa tong air didalam
kumbung agar kelembapannya dapat ditingkatkan.
Cara budidaya jamur #4
Perlu diingat, bahwa budidaya jamur sejatinya adalah ditempat yang lokasi
tanahnya berada didataran tinggi, nah dalam hal ini agar jamur tetap bisa
tumbuh secara normal maka yang harus sobat lakukan adalah memilih tempat/media
yang teduh/tidak terlalu panas. Sobat bisa membangun ruang kumbung dibawah
pepohonan, dan pastikan pintu bangunan kumbung tersebut bukan terletak pada
arah matahari terbit.
Cara budidaya jamur #5
Factor sinar matahari yang terlalu berlebihan akan menyebabkan jamur mati
atau tidak bisa tumbuh secara normal, dalam hal ini sobat bisa menyiasatinya
dengan cara menanam pepohonan disekitar kumbung, dengan demikian maka bangunan
kumbung akan lebih terlindungi dari sengatan sinar matahari yang terlalu
berlebihan.
Cara budidaya jamur #6
Isobar ketinggian bangunan kumbung adalah dengan ketinggian 100-150
centimeter. Hal ini penting demi untuk mengontrol sirkulasi udara dalam ruang
kumbung.
Cara budidaya jamur #7
Rak penyimpanan baglog jamur untuk lokasi didataran tinggi biasanya mencapai
5 tingkat, dan untuk lokasi didataran rendah (panas) normalnya tidak melebihi 3
tingkat.
BAB III
Metode Praktikum
A. Waktu
dan Tempat
Pelaksanaan budidaya jamur dilakukan pada hari
Selasa 23 April -10 Mei 2013 di Laboratorium Fakultas Agroindustri ,
Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
B. Alat
dan Bahan
Alat :
ü Autoclaf
ü Sarung
tangan
ü Ember
ü Kompor
gas
ü Kumbung
Jamur
ü Sprayer
ü Alat
tulis
Bahan :
ü Bibit
jamur merang F3 2buah
ü Jerami
20kg
ü Kapur
1kg
ü Alkohol
1 botol
ü Keranjang
ü Timbangan
A. Cara
Kerja :
1. Sterilisasi
alkohol/spritus dengan cara
menyemprotkan pada rak-rak kumbung
2. Sterilisasi
media dengan autoklaf selama 1-2 jam
3. Media
di keluarkan dari autoklaf dan di dinginkan
4. Setelah
media dingin kemudian media dimasukan ke dalam kumbung dan ditata dengan
ketebalan kurang lebih 20 cm,dan tambahkan kompos kapuk randu diatas media
dengan ketebalan kurang lebih 2 cm
5. Taburkan
bibit F3 di atas media secara merata menggunakan sapu tangan plastik dengan
kondisi yang steril
6. Pada
lapisan luar di tutup dengan penutup dengan penutupyang tidak tembus cahaya
dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan miselium jamur(kurang lebih selama
3 hari)
7. Setelah
miselium tumbuh ,penutup di buka .Kondisi kumbung tetap tertutup rapat oleh plastik
transparan
8. Pemeliharaan
dengan pengkabutan air agar kelembapan dalam kumbung dan media tetap
terjaga,serta dapat mempercepat perkembangan tubuh buah jamur
9. Melakukan
pengamatan dan memonitoring tubuh jamur yang siap panen.
Keterangan
1.
Jerami padi yang baik adalah dari padi
ketan, IR 42, padi huma yang telah kering tapi belum lapuk.
2.
Jerami padi mengandung bahan yang sulit
diurai dari senyawa selulosa, lignin dan silika sehingga perlu fermentasi untuk
merombaknya menjadi bentuk sederhana dan mudah diserap jamur merang. Silika
terdapat pada bagian luar batang jerami sehingga saat merendam harus
diinjak-injak agar patah.
3.
Jerami yang belum difermentasi
mengandung 4,5 % protein dan setelah fermentasi menjadi 45 %
protein
4.
Dedak halus merupakan nutrisi yang kaya
protein, karbohidrat dan bahan organik lainnya
5.
Kapur kalsit berguna untuk menaikan pH
media, sehingga mikroba dapat hidup dengan baik dan proses fermentasi berjalan
lancar
6.
kompos jerami dibuat 11-12 hari sebelum
pemasangan pada rak
BAB
1V
Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Data pengamatan hasil
panen jamur merang (Volvariella volvacea)
Sample
|
Tinggi
Jamur
(cm)
|
Bobot
Jamur (g)
|
Diameter
(cm)
|
1
|
3,6
|
15,85
|
3,3
|
2
|
4,0
|
14,5
|
3,3
|
3
|
2,9
|
5,7
|
2,2
|
4
|
3,8
|
10,89
|
2,8
|
5
|
3
|
7,8
|
2,6
|
Total
|
17,3
|
54,74
|
14,2
|
Total berat keseluruhan
panen berjumlah 960 g.
Pembahasan
Tubuh
buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga
abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung
berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang
berwarna coklat muda. Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah
tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang.
Jamur
merang dibudidayakan di dalam bangunan yang disebut kumbung. Sesuai namanya
jamur ini tumbuh baik pada media merang dan jerami yang telah terkomposkan. Namun praktik
budidaya lebih lanjut juga mendapati jamur ini tumbuh baik pada kompos sampah
kertas, tandan kosong sawit, kompos batang pisang dan kompos bio massa pada
umumnya.
Menurut
penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil
produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang. Jamur merang dikenal
sebagai warm mushroom,
hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C
dengan suhu optimum pada 35 °C.
Sehingga
kumbung jamur yang kita buat akan mampu mengembangkan dan menumbuhakan jamur
merang ini dengan baik. Kami mengganti nambu dengan triplek karena memanfaatkan
barang-barang yang tidak digunakan lagi. Pergantian tersebut meminimalkan
pengeluaran yang ada.
Hasil
panen jamur merang ini memperoleh hasil dengan tinggi rata-rata 3,46 cm bobot
rata-rata 10,94 g dan diameter jamur rata-rata 14,2 cm. Serta keseluruhan panen
atau total berat jamur 960 g. Pada panen ini kami hampir telat untuk memanen
karena terlupakan oleh midterm hampir saja tudung jamur mekar. Jika tudung
jamur itu membuka maka jamur tersebut sudah tidak dapat laku terjual. Jamur
merang laku di pasaran ketika masih kecil dengan warna coklat tua keabu-abuan.
Kesimpulan
Dari
hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil
panen jamur merang ini memperoleh hasil dengan tinggi rata-rata 3,46 cm bobot
rata-rata 10,94 g dan diameter jamur rata-rata 14,2 cm. Serta keseluruhan panen
atau total berat jamur 960 g.
2. Budidaya
jamur dalam kumbung harus melihat kelembaban dan suhu agar jamur merang
tersebut dapat tumbuh dengan baik.
3. Tepat
waktu dalam pemanenan sangatlah penting karena kualitas jamur yang kecil-kecil
nilai pasarannya jauh lebi tinggi.
4. Manfaat
jamur merang :
a. Kaya
akan serat, protein, vitamin, serta bebas kolesterol
b. Mengandung
garam mineral yang lebih tinggi daripada daging sapi atau domba.
c. Penawar
racun dalam tubuh.
d. Menurunkan
tekanan darah dan kolesterol.
e. Mengurangi
resiko terkena serangan penyakit jantung dan kolesterol.
f. Jamur
merang bisa dibuat berbagai macam aneka makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Budhi Widiastuti, Budidaya
jamur kompos, jamur merang dan jamur kancing, Penebar Swadaya, 2007.
Budiawan, Fandi., Pengaturan Suhu Dan Kelembaban Pada Miniatur Kumbung
Untuk Meningkatkan Produktifitas Jamur Tiram, Yogyakarta
Dumanauw,J.F.1990. Mengenal Kayu. Yogyakarta:kanisius
Phansin AJ,Zeeuw C de
.1980. Textbook of Wood Technology Vol.
II. New York: Mc Graw-Hill Book Company
Parjimo dan
Agus Andoko, Budidaya jamur, jamur
kuping, jamur tiram, dan jamur merang, Agro Media Pustaka 2007
iii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar