Menurut Winarso, (2005) Tanah adalah
produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai
kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan,
yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan
waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat
dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi,
maupun morfologinya.
Bahan
organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu system kompleks dan
dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman atau binatang yang terdapat di
dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi
oleh faktor biologis, fisika, dan kimia. Bahan organik tanah adalah semua jenis
senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk fraksi bahan organik
ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik didalam air, dan bahan organik
yang stabil atau humus. Kadar C-organik tanah cukup bervariasi, tanah mineral
biasanya mengandung C-organik antara 1 hingga 9%, sedangkan tanah gambut dan
lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40 sampai 50% C-organik dan
biasanya < 1% di tanah gurun pasir. (Fadhilah, 2010)
Budidaya organik nyata meningkatkan
kandungan karbon tanah. Karbon merupakan komponen paling besar dalam bahan
organik sehingga pemberian bahan organik akan meningkatkan kandungan karbon
tanah. Tingginya karbon tanah ini akan mempengaruhi sifat tanah menjadi lebih
baik, baik secara fisik, kimia dan biologi. Karbon merupakan sumber makanan mikroorganisme
tanah,s ehingga keberadaan unsur ini dalam tanah akan memacu
kegiatan mikroorganisme sehingga meningkatkan proses dekomposisi tanah dan juga
reaksi-reaksi yang memerlukan bantuan mikroorganisme, misalnya pelarutan P,
fiksasi N dan sebagainya (Utami dan Handayani, 2003).
Tabel
2. Pengaruh perlakuan terhadap kandungan Asam Humat, Asam Fulfat, N Total, dan
K tersedia
No.
|
Perlakuan
|
Asam humat (%)
|
Asam fulfat (%)
|
N total (%)
|
K tersedia (mg/100
gr)
|
1
|
Pertanian Organik 1
|
0,33 a
|
0,35 a
|
0,23 a
|
1,78 b
|
2
|
Pertanian Organik 2
|
0,24 d
|
0,31 b
|
0,21 cd
|
1,17 c
|
3
|
Pertanian Non organik
1
|
0,16 f
|
0,22 de
|
0,22 b
|
2,12 a
|
4
|
Pertanian Non organik
2
|
0,26 c
|
0,22 de
|
0,21 cd
|
0,83 d
|
5
|
Pertanian Non organik
3
|
0,26 c
|
0,17 f
|
0,19 e
|
0,66 e
|
6
|
Pertanian Non organik
4
|
0,17 e
|
0,25 c
|
0,17 f
|
0,60 f
|
Keterangan:
Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata dengan
jenjang 95%
Kandungan
c-organik menurut tipe fisiogami yakni kedalaman 0-10 cm memiliki kandungan
C-organik 4 %, kedalaman 10-20 cm adalah 3,38 % dan kedalaman 20-30 cm adalah
2,52 % dengan harkat sedang sampai tinggi. Fisiognomi II kedalaman 0-10 cm
kandungan C-organik adalah 5,00 %, kedalaman 10-20 cm adalah 2,67 % dan
kedalaman 20-30 adalah 2,38 % dengan harkat sedang sampai tinggi. Fisiognomi
III pada kedalaman 0-10 cm kandungan C-organik adalah 5,63 %, kedalaman 10-20
cm adalah 3,89 % dan kedalaman 20-30 cm adalah 3,56 % dengan harkat tinggi
hingga sangat tinggi. kandungan C-organik cenderung menurun dengan semakin
dalamnya tanah. Hal ini dapat disebabkan oleh akumulasi bahan organik yang
berasal dari dekomposisi seresah lebih banyak di bagian atas (supriono dkk, 2009).
B.
Identifikasi
Pupuk An Organik
Pupuk adalah
suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah
sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang
khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara
tanaman.Berbicara tentang tanaman tidak akan lepas dari masalah pupuk. Dalam
pertanian modern, penggunaan materi yang berupa pupuk adalah mutlak untuk
memacu tingkat produksi tanaman yang diharapkan.Seperti telah diketahui bersama
bahwa pupuk yang diproduksi dan beredar dipasaran sangatlah beragam, baik dalam
hal jenis, bentuk, ukuran, maupun kemasannya. Pupuk–pupuk tersebut hampir 90%
sudah mampu memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, dari unsur makro hingga
unsur yang berbentuk mikro. Kalau tindakan pemupukan untuk menambah bahan-bahan
yang kurang tidak segera dilakukan tanaman akan tumbuh kurang sempurna,
misalnya menguning, tergantung pada jenis zat yang kurang.Menurut hasil
penelitian setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur (ada yang
menyebutnya zat) agar pertumbuhannya normal. Dari ke 16 unsur tersebut, tiga
unsur (Carbon, Hidrogen, Oksigen) diperoleh dari udara, sedangkan 13 unsur lagi
tersedia oleh tanah adalah Nitrogen (N), Pospor (P), Kalium (K), Calsium (Ca),
Magnesium (Mg), Sulfur atau Belerang (S), Klor (Cl), Ferum atau Besi (Fe),
Mangan (Mn), Cuprum atau Tembaga (Cu), Zink atau Seng (Zn), Boron (B), dan
Molibdenum (Mo). Tanah dikatakan subur dan sempurna jika mengandung lengkap
unsur-unsur tersebut diatas. Ke-13 unsur tersebut sangat terbatas jumlahnya di
dalam tanah. Terkadang tanah pun tidak mengandung unsur-unsur tersebut secara
lengkap. Hal ini dapat diakibatkan karena sudah habis tersedot oleh tanaman
saat kita tidak henti-hentinya bercocok tanam tanpa diimbangi dengan pemupukan.
Kalau dilihat dari jumlah yang disedot tanaman, dari ke-13 unsur tersebut hanya
6 unsur saja yang diambil tanaman dalam jumlah yang banyak. Unsur yang
dibutuhkan dalam jumlah yang banyak tersebut disebut unsur makro. Ke-6 jenis
unsur makro tersebut adalah N, P, K, S, Ca, dan Mg. (Marsono.2001)
Pupuk dapat
dikelompokkan berdasarkan kandungan dan jumlah unsure hara,reaksi kimia,maupun
fisiologis,senyawa bentuk dan pembuatannya.berdasarkan bentuk fasanya pupuk
dibedakan atas pupuk padat,cair,dan gas.pupuk padat dapat dikelompokkan
berdasarkan bentuknya,yaitu : 1> pupuk berbentuk serbuk halus,tepung,atau
Kristal (missal ZA atau ammonium sulfat),2> pupuk berbentuk butiran halus
atau granule ( missal urea),3> pupuk berbetuk butiran kasar(missal TSP)dan
4> pupuk berbetuk briket (missal urea briket),pupuk berfasa cair biasanya
disimpan dalam botol atau drum atau tanki ( missal:larutan urea,wuxal,ammonia
cair).Pupuk berfasa gas biasanya disimpan dalam tanki bertekanan (missal Amonia
atau NH3).
Berdasarkan
senyawanya,pupuk digolongkan menjadi : 1).pupuk organic ( kompos,pupuk
kandang,pupuk hijau,guano),dan 2). Pupuk anorganik ( contoh :ZA,Urea,TSP,KCl
atau MOP).berdasarkan pembuatannya,pupuk digolongkan menjadi 2 yaitu 1). Pupuk
alam ( contoh : ppuk kandang ,Guano,rock phosphate/RP atau batuan fosfat ) dan
2). Pupuk anorganik (contoh urea,ZA,KCl).berdasrkan kandungan menjadi : 1).
Pupuk N,yaitu pupuk yang mengandung nitrogen ( contoh : Urea (46-0-0) atau
ammonium sulfat) 2). Pupuk P yaitu pupuk yang mengandung fosfor ( contoh TSP (0-46-0)
ESP (0-16-0),3). Pupuk K yaitu pupuk yang mengandung kalium (cotoh :KCl atau
MOP (0-0-60),ZK atau kalium sulfat (0-0-50).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar